Darah Rendah, Darah Tinggi Sama Memiliki Resiko

Apabila anda sering lemah, mudah lelah serta gampang pingsan boleh jadi anda memiliki gejala tekanan darah rendah (hipotensi). Dikatakan gejala karena boleh jadi anda bukan memiliki tekanan darah rendah. 

Alasannya karena umumnya tekanan darah rendah tidak menimbulkan gejala yang tegas. Gejala mudah lelah, lemah dan sering pingsan tidak sepenuhnya tekanan darah rendah. Faktanya cukup banyak penderita tekanan darah rendah tidak mengalami gejala tersebut dan juga tidak merasa keluhan apapun.

Gejala sering lemah, mudah lelah, gampang pingsan juga bisa disebabkan kurang darah (anemia). Akibatnya banyak yang menduga kurang darah, padahal hipotensi. Untuk jelasnya bila ada gejala sering lemah, mudah lelah dan gampang pingsan baiknya diperiksa tekanan darahnya, diukur kekuatan denyut nadi, baru diketahui apakah tekanan darah rendah atau kurang darah.

Anda dikatakan memiliki tekanan darah rendah bila angka tekanan darah diastolic kurang dari 80 mmHg. Bila ini yang terjadi, apa yang harus Anda lakukan? Beberapa penelitian menyimpulkan tidak perlu pengobatan. Berbeda dari tekanan darah tinggi, tekanan darah rendah biasanya dokter hanya memberikan obat peningkat tekanan darah apa bila telah mengganggu kegiatan penderita tekanan darah rendah.

Apa bila belum sampai mengganggu kegiatan penderita, dokter akan menganjurkan untuk menambah konsumsi garam dapur, termasuk makanan asin bergaram. Disarankan total asupan garam sehari diperkirakan setara dengan 10-20 gram (1-2 sendok makan rata). Disamping itu dokter akan meminta penderita untuk makan yang banyak karena tekanan darah rendah dapat terjadi pada orang yang kurang makan, berbaring terlalu lama, mengalami gangguan saraf otonom (seperti penderita diabetes), atau gangguan hormon.

Pada dasarnya penderita tekanan darah rendah tidak memerlukan pengobatan karena relatif tidak berbahaya. Apabila terkena gangguan tekanan darah rendah segera berbaring. Namun, tekanan darah rendah relatif tidak berbahaya, tetapi menurut dr. Robert M.D dari Washington Adventist Hospital di Massachussets, Amerika Serikat, sebaiknya penderita tekanan darah rendah selalu waspada.

Menurutnya, dengan bertambahnya usia, tekanan darah rendah cenderung menjadi temporer, yang disebut hipotensi ortostatik. Mengapa harus selalu waspada karena penderita tekanan darah rendah bisa mengalami hal yang membahayakan seperti ketika turun dari tempat tidur sekonyong-konyong mau pingsan, tiba-tiba merasa lemah, ruangan seakan berputar atau pandangan menjadi gelap. Apa bila kita (Anda) mengalami hal seperti ini, apalagi jika sering mengalaminya. Baiknya segeralah memeriksakan diri ke dokter.



Resiko Hipertensi

Kebalikan dari tekanan darah rendah (Hipotensi) adalah tekanan darah tinggi (Hipertensi). Tekanan darah tinggi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis. Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah satu faktor resiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis.

Tekanan dari tinggi, tidak (belum ada) yang merekomendasikan tidak berbahaya, tetapi sebaliknya dikatakan sangat berbahaya. Fakta yang ada memang begitu, penyebab kematian banyak disebabkan hipertensi.

Dikatakan menderita tekanan darah tinggi apa bila tekanan darah diketahui lebih tinggi dari biasanya secara berkelanjutan, orang itu dikatakan mengalami masalah tekanan darah tinggi (hipertensi). Penderita tekanan darah tinggi (hipertensi) mesti sekurang-kurangnya mempunyai tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat.

Hipertensi sering ditemukan pada usia lanjut, karena tekanan sistole terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastole terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.

Hal-hal yang perlu diketahui adalah penyebab dari hipertensi. Secara umum disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah di dalam arteri karena jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya. Boleh juga arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri itu. Penyebab lain bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisamenyebabkan meningkatnya tekanan darah.

Penyebab ini bisa jadi berhubungan dengan kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat. Dari hal-hal yang menyebabkan hipertensi ini dipengaruhi oleh usia yang semakin tua, stres dan te-kanan mental, makan berle-bihan, merokok, terlalu banyak minum alkohol, terdapat kelai-nan pada ginjal dan beberapa penyebab lainnya seperti kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolahraga), stress, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan.

Gaya hidup membuat orang stress dan cenderung menye-babkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu. Namun, bila stress berkepanjangan maka tekanan darah terus naik. Ada beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder yang disebabkan penyakit ginjal, kelainan hormonal dan penggunaan obat-obatan yang salah.

Terbaik adalah mengenali gejala hipertensi karena dengan mengenali gejalanya maka dapat dilakukan pencegahan dini oleh kita (Anda) sehingga terhindari dari hipertensi. Gejala hipertensi pada umumnya sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan. Namun, gejala ini tidak mutlak sebab bisa juga terjadi pada yang memiliki tekanan darah normal.

Bila ada gejala yang begitu sebaiknya diperiksakan secara baik dan benar kepada dokter dan bila memang positif maka langkah selanjutnya melakukan pencegahan dengan memulai dari gaya hidup, hindari stress, berubah menjadi gaya hidup sehat.

Hipotensi (tekanan darah rendah) dan Hipertensi (tekanan darah tinggi) sama-sama memiliki resiko. Namun, Hipotensi lebih nyaman dan aman bila dibandingkan dengan hipertensi. Hal yang penting adalah mengetahuinya dan setelah mengetahuinya mencegahnya karena mencegah jauh lebih baik dari mengobati.


Oleh: Fadmin Prihatin Malau




Previous
Next Post »