Gelora Bung Karno, sebuah gelanggang olahraga yang dibangun oleh Presiden Sukarno dengan begitu megahnya. Kompleks olahraga ini dinamai “Gelora Bung Karno”, tentu saja untuk menghormati Sukarno, Presiden pertama Indonesia, yang juga merupakan tokoh yang mencetuskan gagasan pembangunan kompleks olahraga ini.
Pada masa Orde Baru, nama kompleks olahraga ini diubah menjadi Gelora Senayan. Maklumlah, semua yang berbau “Sukarno” ditutup-tutupi, dikubur, dihapus, diusahakan untuk dihilangkan sama sekali.
Beruntung, setelah bergulirnya gelombang reformasi pada 1998, nama kompleks olahraga ini dikembalikan kepada namanya semula melalui Surat Keputusan Presiden No. 7/2001.
Pembangunannya didanai dengan kredit lunak dari Uni Soviet sebesar 12,5 juta dollar AS yang kepastiannya diperoleh pada 23 Desember 1958.
Awal tujuan dibangunnya stadion ini, Presiden Sukarno juga menginginkan kompleks olahraga yang dibangun untuk Asian Games IV 1962 ini juga hendaknya dijadikan sebagai paru-paru kota dan ruang terbuka tempat warga berkumpul. Sebuah fitur khusus adalah atap baja besar yang membentuk cincin raksasa dan melindungi para penonton dari panas.
Dari kapasitasnya -110 ribu tempat duduk- stadion ini termasuk stadion terbesar di dunia. Sebelum Stadion Olimpiade Seoul dibangun di Korea Selatan, Stadion Utama GBK merupakan stadion termegah di Asia.
Rekor pernah tercetak di Stadion Utama GBK ini, partai antara Indonesia vs Korea Utara di Pra Olimpiade akhir dekade 70an yang mencapai 200 ribu penonton.
Puluhan tahun sebelum rekor itu ada, cerita menarik lahir dari rencana pembangunan stadion ini.
Tahun 1958, 13 tahun setelah merdeka, Indonesia ditunjuk menjadi tuan rumah Asian Games IV (1962). Banyak anggota Asian Games Federation (AFG) yang meragukan kemampuan Indonesia. Ibarat, mau makan saja masih susah, apalagi harus menyediakan fasilitas penyelenggaraan Asian Games.
Untungnya, saat itu Indonesia memiliki Presiden Sukarno. Maka dibentuklah Dewan Asian Games Indonesia (DAGI) untuk menyiapkan segalanya. Lahan yang semula hanya sebuah kampung dengan hutan buah-buahan, "disulap" menjadi fasilitas olahraga bertaraf internasional yaitu Senayan.
Senayan, di pusat komplek olahraga ini berdirilah Stadion Utama GBK dengan bantuan insinyur dari Uni Soviet.
GBK pada masa pembangunan |
Memang sampai saat ini Stadion Utama GBK mungkin belum bisa melahirkan bintang dunia. Tapi ada satu hal yang bisa dibanggakan, Stadion Utama GBK ini pernah "diinjak-injak" oleh para bintang sepakbola dunia. Bukan sembarang bintang yang pernah "menginjakkan" kaki di stadion ini.
Tahun 1972, Dua megabintang Brasil, Pele dan Tostao, bersama klubnya saat itu Santos, "mencicipi" Stadion Utama GBK ini. Saat itu Pele cs harus puas dengan kemenangan tipis, 3-2, melawan Tim Nasional Indonesia.
Tahun 1974, Ajax (Belanda) membawa Johny Repp untuk menjajal PSSI Tamtama dan Persija di Sation Utama GBK ini. Di tahun yang sama, New York Cosmos (AS) membawa dua megabintang tahun '70an, Franz Beckenbauer (Jerman) dan Johan Cruyff (Belanda) menjajal PSSI Tamtama di Stadion Utama GBK ini.
Tahun 1984, Socrates, Proffesor sepakbola Brasil '80an, bertanding melawan klub Galatama Tunas Inti, di Stadion Utama GBK, Corinthians, klub Socrates saat itu, menang 3-2.
Tahun 1987, The Red Devils, MU, bersama kapten besarnya saat itu, Bryan Robson, "mencicipi" rumput Stadion Utama GBK ini. Tahun itu juga PSV Eindhoven, membawa Ruud Gullit dan Ronald Koeman cs melawan Galatama Selection di Stadion Utama GBK.
Tahun 1994, AC Milan, yang kala itu dilatih Fabio Capello, membawa Roberto Donadoni, Dejan Savicevic, dan Gianluigi Lentini melawan Persib Bandung di Stadion Utama GBK.
Tahun 1996, Attilio Lombardo cs bersama Sampdoria (Italia) yang kala itu dilatih Sven Goran Eriksson juga "mencicipi" rumput di Stadion Utama GBK, dan masih banyak lagi.
Terakhir pada tahun 2007, Stadion Utama GBK di pakai menggelar turnamen Piala Asia saat Indonesia di tunjuk menjadi negara penyelenggara bersama dengan Vietnam.
Ini belum terhitung dalam penyelenggaraan Indonesia di turnamen se level asia tenggara semisal Piala Tiger (AFF) yang belum lama ini di selenggarakan.
Dari berbagai sumber.
Sign up here with your email